METAMORFOSIS

:::Hanya catatan kecil & kliping artikel:::

More About Me...

hanya seorang anak manusia yang sedang belajar memaknai hidup, tapi ada yang pernah bilang "jangan hanya bisa mencari makna, tapi lakukan sesuatu untuk menemukannya", dan ada lagi yang bilang bahwa manusia yang hanya berorientasi pada makna maka dia akan selalu terjebak di masa lalunya dan selalu ragu dengan masa depannya. akhirnya saya memutuskan untuk menjalani hidup apa adanya, biar lebih hidup!

Another Tit-Bit...

seseorang pernah mengatakan "kalo ada sesuatu yang bisa dilakukan sekecil apapun, jika diawali dengan baik mungkin hasilnya akan besar"

BI Rate Tak Pengaruhi Likuiditas Perbankan


JAKARTA-BI rate 9,5% tidak akan memengaruhi likuiditas perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan, Bank Indonesia bisa melakukan intervensi terhadap pasar.

Demikian diungkapkan Gubernur Bank Indonesia, Boediono seusai salat Jumat di Gedung BI kemarin. ’’Bentuk intervensi itu, bisa open market operation agar semua kebutuhan likuiditas bisa terpenuhi," katanya.

Dengan begitu, lanjutnya, tidak ada alasan BI rate memperketat likuiditas dan lainnya. ’’Dengan melakukan operasi likuiditas dari pekan ke pekan, kami berharap BI rate tidak punya pengaruh signifikan,’’ paparnya.

BI rate, lanjut dia, merupakan instrumen jangka menengah yang diharapkan seimbang dengan inflasi, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Terkait sektor riil yang mengeluhkan BI rate tetap pada posisi 9,5%, Boediono mengungkapkan hal itu juga menjadi masalah di luar Indonesia.

Dengan memperhitungkan beberapa faktor risiko dan tekanan inflasi yang masih akan timbul hingga akhir tahun, BI memperkirakan inflasi IHK pada akhir 2008 akan berada pada kisaran 11,5-12,5% (yoy), dan 2009 turun pada kisaran 6,5-7,5%.

Kemudian pertumbuhan ekonomi 2009 dapat lebih tinggi dari target 6,2% jika tidak ada kejutan signifikan dan Indonesia dapat mengembangkan diversifikasi produk ekspor.

Pertumbuhan ekonomi juga disokong prospek Neraca Pembayaran dengan ekspor tetap menjadi penyumbang pertumbuhan, meski kontribusinya menurun. Melambatnya pertumbuhan ekspor terkait langsung dengan faktor eksternal, terutama perlambatan pertumbuhan PDB dunia dan harga komoditas internasional.

Sejalan dengan perkembangan ekspor, menurut dia, impor juga melambat, tetapi lebih moderat dibandingkan ekspor. Alasannya, sebagian impor tidak hanya untuk mendukung produksi barang ekspor, tetapi juga memenuhi kebutuhan konsumsi dan investasi di dalam negeri,’’ ujarnya.

Sementara itu, Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Dyah NK Makhijani mengatakan, dari sisi nilai tukar, BI senantiasa melakukan kebijakan stabilisasi rupiah yang diarahkan untuk menghindari gejolak yang terlalu tajam.

Menurut dia, indikator utama, seperti CAR, NPL dan PDN perbankan menunjukkan ketahanan dalam menghadapi gejolak pasar. Pertumbuhan kredit mulai menurun, sementara risiko kredit tetap terjaga, meski ke depan masih perlu diwaspadai.

’’Kondisi likuiditas perbankan yang mulai longgar juga telah memberi keleluasaan bagi perbankan dalam menjalankan usaha,’’ katanya. (suaramerdeka.com/bn-33)

0 comments:

Post a Comment