
PROSPEK INVESTASI DALAM TAHUN POLITIK

Menneg PPN/Kepala Bappenas, H. Paskah Suzetta menjadi keynote speaker dalam seminar Economic Outlook dalam rangka perayaan HUT ke-23 Harian Bisnis Indonesia, dengan tema "Prospek Investasi dalam Tahun Politik", pada Kamis (13/11) pukul 09.00 WIB, di Jakarta.
Dalam pidatonya, krisis finansial global yang saat ini sedang berlangsung, berdampak pada terjadinya krisis likuiditas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan daya tarik investasi menjadi kebutuhan mendesak guna mendorong masuknya aliran investasi baik asing maupun domestik sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Pada 2009 perlu diwaspadai terjadinya penurunan nilai investasi dan akan mengalami banyak tantangan sekaligus peluang untuk dapat meyakinkan calon investor untuk melakukan investasi dan ekspansi di Indonesia. Penciptaan iklim usaha melalui kebijakan yang memberi kepastian berusaha, peningkatan infrastruktur, pembangunan SDM, penguatan kelembagaan dan pemantapan koordinasi antarinstansi pemerintah dan pusat-daerah, serta penerapan prinsip-prinsip good governance harus terus diupayakan karena merupakan elemen utama dalam peningkatan iklim investasi.
"Adapun langkah-langkah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan iklim investasi yang kondusif dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) berbagai paket kebijakan perbaikan iklim investasi yang dimulai sejak tahun 2006 sampai paket kebijakan untuk program ekonomi 2008-2009; 2) landasan hukum pengembangan investasi dengan dikeluarkannya UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal; 3) kebijakan pemberian fasilitas fiskal untuk bidang usaha tertutup dan terbuka; 4) harmonisasi dan simplifikasi prosedur berinvestasi; dan 5) kebijakan pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman modal di daerah," tambah Menneg PPN/Kepala Bappenas.
Hadir juga sebagai keynote speaker, Menneg BUMN, Sofyan Djalil, yang mengatakan bahwa tahun 2009 adalah tahun politik. Krisis keuangan global yang saat ini menjalar ke Indonesia, diperkirakan akan menjadi tantangan berat bagi incumbent. Meskipun semua tahu bahwa krisis di Indonesia ini tidak berasal dari internal, tapi dari eksternal yang berporos di AS, tapi pasti sangat sulit menjelaskannya kepada publik.
Acara yang dibuka oleh Pemimpin Umum Harian Bisnis Indonesia, Prof. Dr. H. Sukamdani S Gitosardjono tersebut dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, antara lain: Akbar Tandjung (politikus/Mantan Ketua DPR); Fahmi Idris (pemerintah/Menteri Perindustrian); Eep Saefulloh Fatah (Pengamat Politik); dan Rahmat Gobel (pengusaha/Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia).
[Biro Humas dan TU Pimpinan BAPPENAS]
Dalam pidatonya, krisis finansial global yang saat ini sedang berlangsung, berdampak pada terjadinya krisis likuiditas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan daya tarik investasi menjadi kebutuhan mendesak guna mendorong masuknya aliran investasi baik asing maupun domestik sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Pada 2009 perlu diwaspadai terjadinya penurunan nilai investasi dan akan mengalami banyak tantangan sekaligus peluang untuk dapat meyakinkan calon investor untuk melakukan investasi dan ekspansi di Indonesia. Penciptaan iklim usaha melalui kebijakan yang memberi kepastian berusaha, peningkatan infrastruktur, pembangunan SDM, penguatan kelembagaan dan pemantapan koordinasi antarinstansi pemerintah dan pusat-daerah, serta penerapan prinsip-prinsip good governance harus terus diupayakan karena merupakan elemen utama dalam peningkatan iklim investasi.
"Adapun langkah-langkah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan iklim investasi yang kondusif dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) berbagai paket kebijakan perbaikan iklim investasi yang dimulai sejak tahun 2006 sampai paket kebijakan untuk program ekonomi 2008-2009; 2) landasan hukum pengembangan investasi dengan dikeluarkannya UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal; 3) kebijakan pemberian fasilitas fiskal untuk bidang usaha tertutup dan terbuka; 4) harmonisasi dan simplifikasi prosedur berinvestasi; dan 5) kebijakan pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman modal di daerah," tambah Menneg PPN/Kepala Bappenas.
Hadir juga sebagai keynote speaker, Menneg BUMN, Sofyan Djalil, yang mengatakan bahwa tahun 2009 adalah tahun politik. Krisis keuangan global yang saat ini menjalar ke Indonesia, diperkirakan akan menjadi tantangan berat bagi incumbent. Meskipun semua tahu bahwa krisis di Indonesia ini tidak berasal dari internal, tapi dari eksternal yang berporos di AS, tapi pasti sangat sulit menjelaskannya kepada publik.
Acara yang dibuka oleh Pemimpin Umum Harian Bisnis Indonesia, Prof. Dr. H. Sukamdani S Gitosardjono tersebut dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, antara lain: Akbar Tandjung (politikus/Mantan Ketua DPR); Fahmi Idris (pemerintah/Menteri Perindustrian); Eep Saefulloh Fatah (Pengamat Politik); dan Rahmat Gobel (pengusaha/Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia).
[Biro Humas dan TU Pimpinan BAPPENAS]
0 comments:
Post a Comment